Jenis karangan
a. Karangan NarasiNarasi adalah wacana atau karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga
pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan itu.
kunci:
• Ada urutan peristiwa atau kejadian/jalan cerita (plot).
• Ada tokoh-tokoh.
• Ada latar/seting (tempat, waktu, dan suasana).
Jenis Narasi
1) Narasi fiktif, yakni narasi yang bersifat imajinatif.. Narasi semacam ini disebut narasi sugestif.
Contoh: cerpen, roman, dan novel.
Kunci:
• Bahasa cenderung figuratif dan konotatif.
• Menggugah imajinasi.
• Menyampaikan amanat secara tersirat.
Contoh:
Beberapa detik dia masih bersandar pada pintu dan menyalakan sebatang rokok. Di atas tempat tidur sebelah kanan ada dua selimut yang agak bersih dan tampaknya Rasur jerami baru diisi. Di sebelah kiri ada sebuah meja cuci: kerannya masih baik, tetapi sumbatnya tidak ada lagi. Kaleng di sebelahnya sudah dibersihkan dengan karbol sehingga tidak berbau. Tembok batu sebelah-menyebelah dibuat begitu kuat supaya jangan kedengaran ketokan dari luar tetapi bagian-bagian terobosan pipa-pipa pemanas dan selokan hanya didempul, sehingga suara menggema juga. Lagi pula pipa pemanas itu sendiri rupa-rupanya memang rarut juga menyalurkan suara. Jendela dibuat kira-kira setinggi mata.
Cerpen: Arthur Koestler, Gerhana Tengah Hari.
2) Narasi nonfiktif, yakni narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual yang benar-benar terjadi. Narasi semacam ini disebut narasi ekspositoris. Contoh: biografi, autobiografi, laporan perjalanan, dan sebagainya. Kunci:
• Bahasa cenderung informatif dan denotatif.
• Menggugah penalaran.
Menyampaikan informasi untuk memperluas wawasan.
Contoh:
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922 dan meninggal di Jakarta, 28 April 1949. la adalah seorang penyair terkenal yang dikenal dengan julukan “Si Binatang Jalang.” Bersama dengan Asrul Sani dan Rival Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai Pelopor .Angkatan ’45 dan Puisi Modern Indonesia.
Chairil Anwar meninggal dalam usia yang masih sangat muda karena penyakit TBC. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar (Biografi Chairil Anwar).
b. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang bertujuan untuk memberikan gambaran sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yag dideskripsikan. Kunci:
• Menggambarkan keadaan/sesuatu
• Objek yang dideskripsikan dapat berupa keindahan alam, keindahan jasmani, watak, atau objek tertentu yang dapat diserap pancaindra.
Contoh:
Dilihat dari penampilannya, bunga rosela termasuk kategori tanaman hias. Warnanya merah segar bak warna buah mahkota dewa yang sudah matang, Bentuknya saja yang berbeda. Jika bunga mahkota dewa berbentuk bulat dan keras maka bunga rosela dapat mekar seperti bunga cempaka. Ranting bunga rosela ini panjang-panjang seperti ranting pohon kopi. Hampir di sepanjang rantingnya berisi bunga berjajar. Sungguh taman kite akan menjadi lebih indah bila dihiasi dengan bunga rosela.
c. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan suatu hal atau objek. Kunci:
• Umumnya berapa ciri-ciri atau identifikasi suatu objek.
• Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan menjelaskan kepada pembaca.
Contoh:
Dunia fotografi kini semakin diminati masyarakat. Untuk itu wajarlah jika kita dengan mudah dapat melihat pameran fotografi, baik yang berskala kecil maupun besar. Di Taman Impian Jaya Ancol, misalnya. Selama 24 Oktober sampai dengan 15 November 2009 akan diselenggarakan pameran fotografi bertema “Urbantopia”. Oleh karena itu, fotografi yang dipamerkan berkaitan dengan bagaimana cara pandang para fotografer dalam melihat masyarakat dan budaya urban saat ini. Semua itu dikemas dalam bentuk foto-foto jurnalistik, salon, periklanan, dan sebagainya.
d. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca.
Kunci:
Memberikan alasan yang kuat dan meyakinkan.
• Menggunakan contoh, grafik, dan sejenisnya dengan tujuan memengaruhi pembaca.
Contoh:
Sudah waktunya kini Indonesia harus memiliki undang-undang tentang kesehatan yang berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS. Setidaknya perlu ada UU tentang Narkoba untuk mengurangi pemakaian jarum suntik bergantian yang merupakan jalan penularan virus HTV. Peran media massa dan swasta dalam memberikan informasi tentang bahaya virus yang menyerang kekebalan tubuh ini juga sangat penting. Jangan menganggap remeh hal ini. Dari hasil penelitian, jumlah mereka yang positif terinfeksi HIV yang sekarang populer disebut dengan ODHA sudah mencapai lebih dari 130.000 orang yang menyebar di berbagai kota di Indonesia.
d. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah jenis karangan yang berisi ajakan kepada pembacanya untuk ikut melakukan atau berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diharapkan penulis dalam hasil karangannya.
Jenis Laporan
a. Laporan KegiatanLaporan kegiatan adalah penyajian fakta berbentuk kegiatan atau aktivitas yang telah dilaksanakan. Kunci:
• Ada kegiatan atau aktivitas • Waktu dan tempat kegiatan
• Nama jenis kegiatan • Pelaksana kegiatan Contoh:
Di musim kemarau seperti sekarang mi, para petani di Desa Larangan, Brebes, Jawa Tengah sibuk bertani bawang merah. Sawah yang tadinya ditanami padi, kini berganti ditanami bawang merah. Tanah sawah yang sudah mulai mengering dibuat gundukan dan parit melingkar untuk aliran air. Bibit bawang merah ditanam di tanah gundukan berukuran lebih kurang satu kali enam meter persegi panjang. Setiap hari para petani menyirami tanaman bawang merah dengan harapan hasilnya dapat diandalkan.
b. Laporan Peristiwa atau Kejadian
Laporan peristiwa adalah penyajian fakta berbentuk peristiwa yang benar-benar terjadi. Kunci:
• Ada peristiwa atau kejadian • Waktu dan tempat peristiwa
• Ada yang terlibat • Proses terjadinya peristiwa
Contoh:
Serangan sporadis mewaraai pelaksanaan pemilihaft umum di Afghanistan, 20 Agustus 2009. Sejumlah kekerasan dilaporkan di antaranya terjadi di tempat pemungutan suara di Kota Kandahar dan Ibukota Kabul. Serangan militan juga terjadi di Provinsi Baghlan. Para teroris menyerang dari berbagai arah. Baku tembak terjadi sejak pagi. Namun, sore hari musiih dapat didesak mundur. “Kami berhasil menewaskan 22 teroris,” ujar Muhamad Kabir Andarabi, Kepala Kepolisian Provinsi Baghlan (Media Indonesia. 21 Agustus 2009).
c. Laporan Perjalanan
Laporan perjalanan adalah penyajian fakta berbentuk informasi tentang perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Kunci:
• Seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan.
• Proses perjalanan.
• Ada informasi selama dalam perjalanan. Contoh:
Setelah melihat-lihat keindahan alam di Brastagi, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Parapat untuk menyaksikan Danau Toba. Sungguh luar biasa indah pemandangan Danau Toba. Namun, sangat disayangkan keindahan Danau Toba yang begitu menawan tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai. Kapal yang digunakan terkesan apa adanya. Menurut informasi yang saya terima ternyata masyarakat di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir tidak mau menerima investasi asing. Mereka menginginkan Danau Toba tetap alami.
Setelah satu hari berkeliling di Danau Toba dan Pulau Samosir, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Kota Medan untuk melihat Istana Maimoen. Istana Maimoen juga kurang terawat dengan baik. Tampaknya, pemerintah Sumatra Utara masih kurang peduli terhadap perkembangan dunia pariwisata.
Tak terasa waktu sudah semakin sore. Saya dan rombongan segera meluncur ke Bandara Polonia untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta.
Pesawat yang kami gunakan adalah Batavia Air. Kami baru tiba di Jakarta pada pukul 22.30 karena keberangkatan pesawat tertunda hampir dua jam. Namun, alhamdulillah kami selamat tiba di Jakarta.
d. Laporan Hasil Wawancara
Laporan hasil wawancara adalah laporan yang menjelaskan informasi tentang hasil wawancara dari narasumber.
Kunci:
• Ada narasumber dan pewawancara
• Ada simpulan jawaban hasil wawancara
Contoh:
Dari hasil wawancara dengan mantan Mendikbud tentang pelaksanaan praktik kerja industri siswa SMK dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Prakerin selama ini sudah cukup baik. Akan tetapi, masih bisa ditingkatkan lagi. Misalnya, dengan menjalin kerja sama antara sekolah dan DU/DI. Pihak sekolah dapat meminta bantuan DU/DI untuk mengadakan validasi kurikulum. Dalam hal ini, kompetensi yang dibutuhkan oleh DU/DI sudah dipersiapkan terlebih dahulu secara matang di sekolah. Dengan demikian, akan terjadi keterkaitan dan kesepadanan antara kebutuhan sekolah dan kebutuhan DU/DI.
e. Laporan Diskusi
Laporan diskusi adalah laporan yang menjelaskan informasi tentang hasil diskusi. Laporan diskusi biasanya dalam bentuk notula atau notulen. Kunci:
• Ada kegiatan diskusi
• Ada topik dan tujuan diskusi
• Ada rumusan hasil diskusi Contoh:
Tema diskusi : Kebersihan kelas
Hari,tgl. : Selasa, 4 Agustus 2009
Pukul : 09.00-10.00
Tujuan : Menanggulangi masalah kebersihan kelas
Permasalahan:
(1) Tidak semua siswa memiliki kesadaran membuang sampan di tempat yang telah disediakan.
(2) Petugas 7 K belum berjalan sesuai fungsinya. Pemecahan Masalah:
(1) Untuk mengatasi kebersihan kelas diperlukan kesadaran para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
(2) Diperlukan bimbingan dan pengawasan dari guru untuk mengefektifkan pelaksanaan 7 K.
(3) Siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya hams dikenai sanksi yang bersifat mendidik:
(4) Diperlukan figur pengurus kelas yang berwibawa, tegas, dan peduli untuk menegakkan kebersihan kelas.
f. Laporan Buku atau Resensi
Laporan buku adalah laporan yang menjelaskan tentang baik atau buruknya sebuah buku namun tidak bersifat menghakimi seperti kritik. Dalam laporan ini penulis boleh mengutip beberapa bagian dari buku tersebut sebagai penguat atas pendapatnya. Kunci:
(1) Ada buku yang diresensi
(2) Mengemukakan isi buku secara objektif
(3) Memberi komentar terhadap isi buku tersebut Contoh:
Di dalam buku ini dijelaskan berbagai pendapat tentang senyum, “Apa Kata Mereka Tentang Senyum.” Senyum bagaikan sihir karena senyum dapat menanamkan rasa optimis di dalam jiwa, menyingkirkan kegelisahan, menyusupkan kebahagiaan dan menyegarkan jiwa. Hikmah Thailand mengemukakan bahwa senyum adalah jalan pintas bagimu untuk sampai lubuk hati orang lain. Sementara itu William S. berpendapat bahwa “Lebih baik engkau menembus jalan dengan senyuman daripada engkau menembuskannya dengan pedang” (him. 21).
Semakin banyak pendapat tentang senyum semakin lengkap pula penjelasan tentang senyum itu sendiri. Mungkin itu pendapat penulis buku ini. Namun, sangat disayangkan pendapat tentang senyum ini terlalu banyak mewarnai buku ini bahkan lebih dari setengah dari buku (him. 21 — 83) sehingga agak sedikit membosankan. Akan tetapi, karena bahasanya tidak berbelit-belit dan lugas maka buku ini tetap enak untuk dibaca. Selain itu, orang yang membaca buku ini tentu akan wawas diri.
g. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah laporan yang menjelaskan tentang hasil penelitian, baik yang berbehtuk pengamatan, percobaan di laboratorium maupun studi pustaka. Sistematika laporan penelitian umumnya berbentuk seperti berikut.
(1) Halaman sampul
(2) Halaman judul
(3) Abstrak
(4) Kata pengantar
(5) Daftar isi
(6) Pendahuluan
(7) Kerangka teoritis
(8) Metode penelitian
(9) Pembahasan
(10) Simpulan dan saran
(11) Daftar pustaka
Makna - Makna
a. Makna DenotasiMakna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus. Makna denotasi lazim disebut 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif. 2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya). 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias.
Contoh :
1. Adik makan nasi. ( makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut )
2. Harga kambing hitam itu sangat mahal. ( kambing hitam bermakna kambingg yang memiliki warna hitam )
b. Makna Konotasi
Makna konotasi merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.
Contoh :
1. Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang dipersalahkan)
2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai menjadi )
3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap cantik)
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu :
A. Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan.
Contoh :
1. Sebagai seorang istri harus pandai menyenangkan suami.
2. Biaya pemakaman para korban bencana alam ditanggung pemerintah setempat.
3. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.
4. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu. ( Kata “gugur” bermakna mati dalam pertempuran )
B. Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Contoh :
1. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam. ( Kata penjara bermakna tempat mengurung badan )
2. Masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi. (Kata “gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.)
3. Banyak gelandangan tidur di bawah jembatan.
Unsur- Unsur dalam Novel
a. UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL
Yaitu unsur yang membangun karya sastra dari dalam, diantaranya:
•Tema
•Penokohan
•Alur
•Sudut pandang
•Gaya bahasa
•Latar atau setting
•Amanat
•Tema
•Penokohan
•Alur
•Sudut pandang
•Gaya bahasa
•Latar atau setting
•Amanat
1. Tema
Tema adalah pokok permasalahan yang ada dalam sebuah cerita.
2. Penokohan
Penokohan adalah pemberian watak atau karakter pada masing-masing pelaku dalam sebuah cerita. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
3. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita.
Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
4. Sudut pandang
Menurut Harry Show (1972 : 293), sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika.
Macam-macam gaya bahasa:
a. personifikasi: gaya bahasa ini mendeskripsikan benda-benda mati dengan cara memberikan sifat -sifat seperti manusia.
b. simile (perumpamaan): gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan penibaratan.
c. hiperbola: gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek berlebihan.
6. Latar atau setting
Latar atau setting adalah penggambaran terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita meliputi tempat, waktu, sosial budaya, dan keadaan lingkungan.
7. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam cerita.
Tema adalah pokok permasalahan yang ada dalam sebuah cerita.
2. Penokohan
Penokohan adalah pemberian watak atau karakter pada masing-masing pelaku dalam sebuah cerita. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
3. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita.
Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
4. Sudut pandang
Menurut Harry Show (1972 : 293), sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika.
Macam-macam gaya bahasa:
a. personifikasi: gaya bahasa ini mendeskripsikan benda-benda mati dengan cara memberikan sifat -sifat seperti manusia.
b. simile (perumpamaan): gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan penibaratan.
c. hiperbola: gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek berlebihan.
6. Latar atau setting
Latar atau setting adalah penggambaran terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita meliputi tempat, waktu, sosial budaya, dan keadaan lingkungan.
7. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam cerita.
b. UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK DALAM NOVEL
Ialah unsur yang membangun karya sastra dari luar.Diantaranya adalah kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan pengarang, latar belakang sosial pengarang, latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan sebagainya.
Majas - Majas
a. MAJAS PERBANDINGAN
* MAJAS PERSONIFIKASI
Merupakan majas yang melukiskan suatu
benda mati dengan memberikan sifat - sifat manusia kepada benda tersebut
sehingga solah - olah benda tersebut adalah benda hidup.
Contoh: Adzan subuh pun bergema memanggil manggil umat Muslim untuk segera menunaikan ibadah Sholat Subuh
* MAJAS METAFORA
Majas Metafora adalah sebuah majas yang
melukiskan sesuatu dengan melakukan perbandingan secara langsung dan
tepat atas dasar sifat yang sama atau bisa juga yang hampir sama.
Contoh: Dewi rembulan telah bersemayam dengan cantiknya di peraduannya.
* MAJAS HIPERBOLA
Majas hiperbola adalah majas yang
melukiskan sesuatu dengan mengganti kalimat/kata yang sesungguhnya
dengan kalimat atau kata - kata yang berlebihan dan lebih hebat
pengertiannya.
Contoh: Seorang ayang membanting tulang demi menghidupi ke-8 anaknya.
* MAJAS LITOTES
majas litotes adalah sebuah majas yang
menggambarkan sebuah keadaan dengan kalimat atau kata - kata yang
memiliki arti yang berlawanan dengan arti yang sebenarnya. Fungsi dari
majas litotes ini adalah untuk merendahkan diri.
Contoh: Apa yang telah kami lakukan untuk masyarakat sekitar sini hanyalah setitik air dalam samudra yang maha luas.
* MAJAS ASOSIASI
Majas asosiasi adalah sebuah majas yang membandingkan sesuatu dengan keadaan yang lain karena terdapat persamaan sifat.
Contoh: Sungguh rupawan wajah gadis itu, laksana putri raja khayangan.
* MAJAS METONIMIA
Majas metonimia adalah sebuah majas yang
menggunakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuau yang
dipergunakan sehingga kata / kalimat tersebut dapat berasosiai dengan
benda secara keseluruhan.
Contoh: Segar sekali tenggorokan ini setelah minum segelas aqua
* MAJAS EUFIMISME
Majas eufimisme adalah sebuah majas yang menggunakan kata - kata yang lebih lembut supaya terlihat lebih sopan.
Contoh: Wanita tuna susila tersebut sedang mendapatkan penyuluhan mengenai bahaya penyaik AIDS.
* MAJAS SINEKDOKE
Majas sinekdoke adalah sebuah majas yang
menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama secara keseluruhan atau
sebaliknya. Majas sinekdoke dibedakan menjadi 2, yaitu:
- PARS PRO TOTO
Aadalah sebuah majas yang menyebutkan salah satu bagian / sebagian untuk menggambarkan secara keseluruhan.
Contoh: tangan - tangan terampil mereka lah yang menciptakan rangkaian bunga yang cantik ini.
- TOTEM PRO PARTE
Adalah majas yang menyebutkan secara keseluruhan untuk menonjolkna sebagian hal saja.
Contoh: Masyarakat Indonesia gemar bermain bulutangkis.
b. MAJAS SINDIRAN
* MAJAS IRONI
Adalah sebuah majas yang mengatakan sebaliknya dari kenyataan yang sebenarnya dan bertujuan untuk menyindir.
Contoh: terlalu cepat kamu datang sehingga undangan yang lain pun telah terlanjur meningalkan tempat ini
* MAJAS SINISME
Merupakan majas sindiran dengan menggunakan kata - kata yang kasar.
Contoh: Kupatahkan saja tanganmu kalau berulangkali mengambil barang milik orang lain.
* SARKASME
merupakan majas sindiran yang sangat kasar dan terdengar menyakitkan
Contoh: Dasar lintah darat, selalu saja tega meminta bunga yang tinggi kepada setiap orang yang pinjam uang.
c. MAJAS PENEGASAN
* MAJAS PLEONASME
Merupakan majas yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi.
Contoh: Mobil baru milik ayah harus mundur ke belakang untuk bisa masuk ke dalam garasi
* REPETISI
Merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata berkali - kali
Contoh: Uang adalah lambang kemakmuran.
Uang adalah simbol kesejahteraan. Uang adalah sesuatu yang selalu
membuat orang semangat untuk mendapatkannya.
* MAJAS OKUPASI
Merupakan majas yang melukiskan sesuatu
dengan bantahan namun kemudian diberikan penjelasan atau bisa juga
diakhiri dengan sebuah kesimpulan.
Contoh: Kandungan kafein dalam kopi bisa
membuat orang kecanduan. Namun penggemar kopi tetap tidak bisa
menghentikan kebiasaan mengkonsumsi kopi. Tidak heran bila kahirnya
muncul banyak coffee shop yang menyediakan aneka jenis kopi.
d. Gaya Bahasa Perulangan
- Aliterasi
- Aliterasi ialah majas yang memiliki wujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.
- Contoh:
- Kau keraskan kalbunya
- Bagai batu memesi benar
- Timbul telangkai bertongkat urat
- Ditunjang pengacara petah pasih
- Asonansi
- Asonansi ialah jenis majas re[etsi yang berwujud perulangan vokal pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk memebrikan penekanan.
- Contoh:
- Segala ada menekan dada
- Mati api didalam hati
- Harum sekuntumbunga rahasia
- Dengan hitam kelam
- Anafora
- Anafora ialah jenis majas refetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.
- Contoh:
- Kucari kau dalam toko-toko
- Kucari kau karena cemas karena sayang
- Kucari kau karena sayang karena bimbang
- Kucari kau karena kaya meski diganyang
- Efifora (Epistrofa)
- Efifora ialah jenis majas refetisi yang berwujud perulangan kata pada akhir baris atau kalimat yang berurutan.
- Contoh:
- Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau sedang tidur.
- Aku mencercah daging ketika kau tidur.
- Anadiplosis
- Anadiplosis ialah jenis majas refetisi yang kata atau frasa terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frasa pertama pada klausa atau kalimat berikutnya.
- Contoh:
- Dalam raga ada darah
- Dalam darah ada tenaga
- Dalam tenaga ada daya
- Dalam daya ada segalanya
e. Gaya Bahasa Perbandingan
- Perumpamaan
- Perumpamaan ialah jenis majas padanan kata atau simile yang memeiliki arti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa/majas ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, bak, umpama, laksana, serupa.
- Contoh:
- Seperti air dengan minyak.
- Laksana bulan kesiangan.
- Metafora
- Metafora ialah jenis majas yang membandingkan dua hal secara implisit.
- Contoh:
- Aku adalah angin yang kembara
- Personifasi
- Personifikasi ialah majas yang melekatkan sifat-sifat insani pada benda yang tidak bernyawa atau pada ide yang abstrak.
- Contoh:
- Bunga mawar menjaga dirinya dengan duri.
- Alegori
- Alegori ialah majas yang menggunakan lambang-lambang, yang termasuk dalam alegon, antara lain: fabel, contoh: Kancil dan Buaya, parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa.
- Anitesis
- Anitesis ialah majas yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.
- Contoh:
- Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.
- Pleonasme dan Tautologi
- Pleonasme ialah penggunaan kata yang mubazir yang sebenarnya tidak perlu.
- Contoh:
- Capek mulut saya berbicara.
- Tatutologi ialah majas yang menggunakan kata atau frasa yang searti dengan kata yang telah disebutkan sebelumnya.
- Contoh:
- Apa maksud dan tujuannya datang kemari.
f. Gaya Bahasa Pertentangan
- Hiperbola
- Hiperbola ialah majas yang mengandung pernyataan yang dilebih-lebihkan baik jumlah, ukuran maupun sifatnya dengan tujuan untuk memberikan penekanan, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
- Contoh:
- Pemikiran-pemikirannya tersebar keseluruh dunia.
- Litotes
- Litotes ialah majas berupa pernyataan yang sifatnya mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
- Contoh:
- Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.
- Ironi
- Ironi ialah jenis majas berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
- Contoh:
- Bagus benar rapornu, Sam. Banyak merahnya
- Satire
- Satire ialah majas yang sejennis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
- Contoh:
- Budak kurus pengangkut sampah.
- Sudah sepuluh tahun engkau bicara.
- Sinisme
- Sinisne ialah majas yang berwujud sindiran, berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadapa keikhlasan atau ketulusan hati.
- Contoh:
- Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat anda hitung.
- Sarkasme
- Sarkasme ialah majas yang berwujud sindiran atau olok-olokan yang pedas atau kasar.
- Contoh:
- Kau memang benar-benar bajingan.
- Paradoks
- Paradoks ialah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
- Contoh:
- Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.
g. Gaya Bahasa Pertautan
- Metonimia
- Metonimia ialah majas yang menggunakan nama benda, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti benda itu sendiri.
- Contoh:
- Parker jauh lebih mahal daripada pilot.
- Sinekdoke
- Sinekdok ialah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai pengganti nama barang itu sendiri.
- Contoh Sinekdoke Pars Pro Toto
- Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.
- Contoh Sinekdoke Totem Pro Parte
- dalam pertandingan itu Indonesia menang satu melawan Malaysia.
- Alusio
- Alusio ialah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang umum dikenal/ diketahui orang.
- Contoh:
- Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi disini.
- Eufinisme
- Eufinisme ialah majas dengan bentuk ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan kasar yang dianggap merugikan atau tidak menyenangkan.
- Contoh:
- Tunasusila sebagai pengganti pelacur.
- Eponim
- Eponim ialah majas yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk mengganikan sifat itu.
- Contoh:
- Dengan latihan yang rutin saya yakin anda akan sehebat Mike Tyson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar